aku berdiri di tengah badai..
aku tersesat di tepi hari, yang meludahi dan menyudahiku...
aku genapi semua yang menepisku..
agar terkapar dalam bijak dan sendu hidup...miliku sendiri
hingga badai...menjadi diriku sendiri
masih tersisia detik yang binal dan
liar,
masih ada batas senja yang geram dan bertaring tajam
meski aku hanya tulang daging...
namun aku bangkit dari tanah yang
menghimpitku..
lantas aku petik dengan damai di sudut jantungku...
karena semua adalah fatamorgana dan dongeng anak
sebelum tidur....semu tapi jalang
aku kembali menggeliat...
untuk hari hariku sendiri, yang bersikeras
bagai iblis dan setan dari telaga langit
aku ceria...........
Dingin
tak bersuara, dingin membisu
lalang kunang, bersayap ...cahaya hanya secercah
pohon terbujur kaku menanti angin dalam seloroh
tepi langit hitam melipat wajah
atmaosfer berkaca pada manusia manusia srigala...
menyayat kanvas biru dalam sketsa ego berhati jelaga
kita terkubur dalam liang manusia durjana
damai...hijau...sejuk....
di beranda rumah kita
hujan.....
serpihan asa...
tetap menelikung
tulang igaku...
angin..
adakah kau,
menyodorkan nafas
tak jalang..menikam bisu
dingin..
masih melipat
bagai lolong srigala...
kemana langkah
kukayuh meminang hari..
pekat.
seandainya kau bersahabat..
merentang rembulan.
seribu belati
tajam mengulitiku..
sendiri...
tanpa seloroh
secawan kasih
aku mengharap.....
semarang,
3 desember 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar