Dunia Tak Memilih Aku
Aku
bagai Kuda Liar
aku mencintai dunia ini...
meskipun hadir dengan berbagai
warna..
terkadang hadir misterius,
sepanjang fajar matahari menyapa
atau senja mengusap
aku bagai anak ingusan, namun
kadang seperti kuda liar
semua gemeretak tulang tulangku,
bagai gemuruh ombak lautan
aku berusaha mencari tautan pada
semua angin
tak berarah, terbungkus debu jaman
yang angkuh
bertabir tipu daya dan angin sejuk segar
yang meniupkan belati mengoyak
jantungku
merapatkan tulang igaku
aku sudah cukup menjadi anak
ingusan,
meski belum
mampu menjenguk arah
angin
atau dendang
daun palma yang tertusuk angin
kemarau
maka tak seberapa tulang
belulangku mengikuti laju bumi
lebih baik aku menjadi kembara
bersama angin yang bertelanjang dari rame warna warni kekonyol;an
hingga aku bangun dari tidurku
Semarang,
1 Desember 2012
Dongen
dalam Gerimis Senja
malam ini aku duduk termangu..
menunggu hujan turun lebih deras...
agar satu dua butir air
menerobos rumah papanku
akan aku ajak bercerita tentang dongeng
manusia yang berkerah baju tulus
menyodorkan teh hangat kemanusiaan
menunjukan jalan kodrat,
sebuah titian tak segarang sorot mata manusia durjana..
satu dua dongeng
telah aku tepis, karena bergincu lemunafikan..
hingga matanya yang nanar merobohkan tebing tinggi
menyekap tulang igaku..
Oh dunia, engkaulah sang misterius ?
padahal aku lahir di dunia dengan lembut kain
beludru Ibunda yang halus lembut
Tuhan, dengarkan teriakanku..
Semarang,
1 Desember 2012
Sketsa Hidup
berkawan
awan..
kadang jingga...sesekali pekat
namun rumput tiada pernah berkeluh
asal bumi masih kokoh ...
berputar menerbangkan sang detik..
sesekali berpeluh...tanpa kesah..
mengayuh hidup di garis kodrat
bercermin pada,
saat Akasia menggugurkan daunya
di tengah kemarau merontang
atau saat burung burung melipat sayapnya
kala tiada lagi butir ilalang menerjang padang gersang..
kita tetap menyemai bunga mawar di sudut hati
untuk Sang Maha Kasih...
agar hidup bergincu seribu makna..
Semarang, Nov 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar