kau
tetap ada, meski di pinggiran jaman
meski telah penat dalam kerlingan mata,
siapa
saja yang tak sepi dari haru biru ornamen hidup.
Jalan
panjang tetap menunggumu, untuk menggapai
Menyemai
sekumpulan daun padan di taman hati
jangan
kau sedu kedua tanganmu, demi……
bocah-bocah
bermata kosong, yang berkemas dalam
hidup
di jaman tak tentu arah
merekapun
tak mampu memilih “jendela langit”
karena
tertutup awan yang terhempas liuk jaman
kau
jinjing sebelah tangan mereka ke arahnya.
Sedangkan
tangan lainya, kau gurati
dengan
nilai hidup dan pelipur lara
kala
kedua mata mereka terbelalak
dalam
lakon dunia yang sarat tipu daya
Selamat
Pagi Pak Guru
(Semarang,
2 Maret 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar